PERILAKU ORGANISASI : PERILAKU KELOMPOK DAN MEMAHAMI KERJASAMA (STUDI KASUS PADA PT. PT. LIGHT INSTRUMENINDO JAKARTA)


Pengertian  Tim Kerja
Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
  1. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy2008:406). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja per individu disuatu organsasi.
  2. Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitive, dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk   membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda.
  3. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171).
  4. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud bersama.
  5. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.
b.  Perbedaan Tim Kerja dengan kelompok kerja
            Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat keseluruhan kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan.
Jenis – jenis Kelompok
            Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis – jenis kelompok kerja. Duncan yang dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakan berdasarkan apakah kelompok itu bersifat formal ataupun informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan, serta berdasarkan besarnya. Berikut akan memakai pendapatnya Ducan dalam membedakan jenis – jenis kelompok itu yang uraiannya adalah sebagai berikut .
  1. Kelompok formal dan kelompok informal
1.      Kelompok formal , kelompok terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan resmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.
Maka di sini ada :
·         Kelompok Komando : manajer dengan bawahannya
·         Kelompok Tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.
·         Kelompok Informal, kelompok yang tidak terstuktur dan ditetapkan secara organisasi yang muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Maka akan ada :
· Kelompok minat / kepentingan, mereka bekerjasama untuk mencapai suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari setiap orang di antara mereka.
· Kelompok persahabatan, bergabungkarena satu karakteristik / lebih. 
2.      Kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan
·         Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas dasar ketentuan formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan formal.
·         Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok dimana perasaan para anggotanya begitu terikatkepadaketentuan dan kepentingan kelompok.
3.      Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota
·         Kelompok 2 orang (diad)
·         Kelompok 3 orang (triad)
·         Kelompok yang terdiri atas lebih dari 3 orang

Tahap – tahap Pertumbuhan Kelompok
1.    Menurut B.W Truckman dan M.AC Jensen dalam Robbins dan Coulter (2004) dengan model 5 tahapan.
a.       Pembentukan (formin) adalah fase awal yang dicirikan dengan ketidakpastian tujuan , struktur dan kepemimpinan kelompok.
b.      Badai (stroming) adalah tahapan kedua yang dicirikan oleh banyaknya konflik dalam kelompok.
c.       Penormalan (norming) adalah tahapan ketiga yang dicirikan adanya hubungan yang akrab dan suasana keterpaduan/kekohesifan dalam kelompok.
d.      Pelaksanaan (performing) adalah tahapan keempat , dimana kelompok telah berfungsi dan diterima anggota.
e.       Pembubaran (adjourning) adalah tahapan terakhir untuk kelompok yang sifatnya sementara yang dicirikan oleh adanya kepedulian untuk menuntaskan kegiatan – kegiatan penutupan bukanya melaksanakan tugas / pekerjaan
Alasan Membentuk Kelompok
Menurut Umar Nimran (1999),  karena hal – hal berikut :
1.          Rasa aman
2.          Status dan harga diri
3.          Interaksi dan afiliasi
4.          Kekuatan
5.          Pencapaian tujuan
Menurut Gibson (1996), Karena hal – hal seperti berikut :
1.        Kebutuhan keamanan
2.        Kebutuhan sosial
3.        Kebutuhan harga diri
4.        Kedekatan dan daya tarik
5.        Tujuan kelompok
6.        Ekonomi.

Faktor eksternal yang menentukan prestasi kelompok

          Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) adalah sebagai berikut :
1.      Strategi organisasi-visi, misi, tujuan organisasi akan mempengaruhi perilaku kelompok yang ada.
2.      Struktur otoritas/wewenang menyangkut penempatan suatu kelompok dalam hirarki organisasi
3.      Peraturan formal yang membakukan perilaku karyawan.
4.      Sumberdaya organisasi
5.      Proses seleksi SDM
6.      Penilaian prestasi dan sistem imbalan
7.      Budaya organisasi
8.      Lingkungan fisik tempat kerja
Struktur Kelompok
1.      Kepemimpinan Formal
Setiap kelompok kerja pasti punya pimpinan yang sah/formal yang akan berperan penting dalam mempengaruhi perilaku anggota kelompok demi keberhasilan kelompok.
2.      Peran
Seperangkat pola perilaku yang diharapkan dan yang dikaitkan pada seseorang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam satu unit organisasi. Semua anggota diharapkan dapat memainkan sejumlah peran baik dalam kantor maupun diluar kantor. Misalnya disamping kepala bagian, bisa menjadi juru bicara dan bisa berperan sebagai juru dakwah dan lain – lain.
3.      Norma
Pedoman – pedoman yang diterima dan diikuti oleh anggota – anggota sebuah kelompok (Robbins dan Coulter, 2004).
4.      Status Kelompok
Posisi atau peringkatan yang didefinisikan sacara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain.
5.      Ukuran Kelompok
Kelompok besar sangat baik untuk memperoleh masukan yang beraneka. Kelompok kecil lebih baik dalam melakukan suatu yang produktif dengan masukan tersebut.
6.      Proses kelompok
Beberapa proses yang perlu dipahami diantaranya adalah seperti pola komunikasi, pengambilan keputusan, perilaku pemimpin, dinamika kekuasaan dan konflik yang terjadi dalam kelompok.

Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
Terdapat dua model perkembangan kelompok yaitu  :
A.    Model 5 tahap (five  stage group developmnent) kelompok tidak selalu berproses dengan jelas dari satu tahap ke tahap selanjutnya tahap-tahap tersebut yaitu :
1.         Pembentukan (Forming stage).
            Ciri-ciri  :
  • Banyak ketidakpastian.
  • Anggota mulai menyesuaikan perilakunya, mengetes posisi mereka dan menanyakan hal-hal kepada anggota lini.
  • Keadaan kelompok mudah goyah, tetapi tetap pada aturan yang ditetapkan. Tahap ini proses sebelum individu menganggap diri sebagai bagian dari kelompok. 
2.    Timbulnya konflik (storming stage)
Ciri-ciri  :
·      Ada konflik dalam kelompok, dimana terdapat penolakan terhadap batasan-batasan yang ditetapkan kelompok (konflik intra kelompok maupun konflik kepemimpinan)
·      Anggota mulai berdebat, berargumen, mencoba-coba posisi.
·      Hirarki kelompok mulai tampak
3.      Normalisasi (Norming stage)
            Ciri-ciri  :
  • Hubunngan dan kekohesivitas kelompok menjadi erat.
  • Mulai berkerja efektif secara bersama-sama.
  • Ada perasaan kebersamaan dan perasaan dalam suatu kelompok.
4.      Berkinerja (performing stage)
            Ciri-ciri  :
  • Berfungsinya kelompok.
  • Struktur,hirarki dan norma kelompok sudah mapan.
  • Kelompok sudah matang.
  • Merupakan tahap akhir bagi keloompok kerja permanen.
5.      Pembubaran (Adjourning stage)
            Ciri-ciri  :
  • Penyelesaian aktivitas (bukan tugas).
  • Kelompok siap-siap bubar.
Kohevisitas / kepaduan dalam Kelompok
a)      Kohevisitas dalam kelompo
Adalah kekuatan uatu kelompok yang bisa diwujudkan dalam bentuk keramahan, kekompakan, antusias dalam mengemukakan saran atau pendapat, mau berkorban dan bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan (Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita, 1997).
b)      Faktor – faktor yang dapat mendororng kepaduan
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997)
·         Kesamaan nilai dan tujuan
·         Keberhasilan dalam mencapai tujuan
·         Status kelompok
·         Penyelesaian perbedaan
·         Kecocokan terhadap norma
·         Daya tarik pribadi
·         Persaingan antar kelompok
·         Pengakuan dan penghargaan
c)      Menurut penulis yang sama , faktor – faktor yang dapat menurunkan kepaduan :
·         Ketidaksamaan tujuan
·         Besarnya anggota
·         Pengalaman yang tidak menyenangkan
·         Persaingan di dalam
·         Dominan 
Tim Kerja VS Kelompok Kerja
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau group didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja (work group) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim. Akibatnya, kinerja mereka sekadar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
Karakteristik Kerja Tim
  • Ada kesepakatan terhadap misi tim
  • Semua anggota mentaati peraturan tim
  • Pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil
  • Adanya adaptasi terhadap perubahan
  • Adanya adaptasi terhadap perubahan
Menghubungkan Tim dan Konsep Kelompok :
UKURAN TIM KERJA
  • Ukuran tim 10-12 orang
  • Anggota tim memiliki 3 keterampilan
  • Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
  • Mempunyai komitmen untuk tujuan bersama
  • Mempunyai komitmen untuk tujuan bersama
  • Menetapkan tujuan spesifik
  • Adanya kepemimpinan dan struktur
  • Adanya tanggung jawab
  • Adanya evaluasi kinerja dan sistem reward
  • Mengembangkan kepercayaan timbal balik

KEMAMPUAN ANGGOTA
Ada 3 keterampilan yang harus dimiliki oleh para anggota untuk mencapai tim yang efektif :
·       Keahlian Teknis
·       Keahlian Teknis
·       Keterampilan Memecahkan masalah dan mengambil keputusan
·       Keterampilan Antar Pribadi

Cara Meningkatkan Kinerja Tim
  • Adanya saling ketergantungan
  • Adanya perluasan tugas
  • Kesejajaran
  • Penggunaan bahasa yang umum
  • Penggunaan bahasa yang umum
  • Kepercayaan – respek
  • Kepemimpinan – keanakbuahan
  • Keterampilan memecahkan masalah
  • Keterampilan manajemen konflik
  • Penilaian – tindakan
  • Adanya “perayaan” keberhasilan kinerja tim

Key Roles On Teams
  • Memiliki Komitmen untuk Tujuan yang Sama : pada suatu tim, visi misi dan tuhuan harus memiliki kejelasan agar kerja tim dapat terfokus dan satu arah yang sama.
  • Menetapkan Tujuan Spesifik : setelah kita memiliki tujuan yang jelas, tujuan itu harus spesifik. Sebab tujuan yang jelas akan mengiring ke organisasi kejalan yang benar.
  • Kepemimpinan dan Struktur : tim harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu membawa tim ke arah yang benar dan jelas\
  • Kemalasan sosial dan akuntabilitas  : kemalasan merupakan muruh terbesar dalam tim, oleh sebab itu tim harus memiliki kinerja yang baik.
  • Evaluasi kinerja yang tepat dan sistem penghargaan : evaluasi kinerja individual, upah per jam tetap, insentif individual, dan sejenisnya, tidak konsisten dengan perkembangan tim berkinerja tinggi. Sehingga selain mengevaluasi dan memberikan penghargaan kepada karyawan atas kontribusi masing-masing, manajemen harus mempertimbangkan penilaian berbasis kelompok, pembagian keuntungan, insentif kelompok kecil, dan modifikasi sistem lainnya yang akan memperkuat upaya tim dan komitmen.
  • Mengembangkan rasa saling percaya yang tinggi : Kepercayaan , integritas dalam tim merupakan suatu hal yang sangat penting sebab kejujuran dalam tim mampu membuat tim bekerja secara maksimal tanpa ada yang ada ditutup-tutupi, sedangkan tim yang tidak memiliki integritas pasri memiliki kecemburuan dan mudah hancur dan kebersamaan rendah.
The Group / Teamwork
A)    Tantangan : Seorang pekerja berhasil bukan karena prestasinya sendiri saja tetapi juga karena kelompoknya, seorang individu harus bisa berkomunikasi dengan yang lain dengan baik, jujur terhadap satu dengan yang lain, lebih terbuka agar bisa mengetahui perbedaan dan dapat memecahkan suatu masalah bersama tanpa adanya konflik. Tetapi hal tersebut sulit untuk dilakukan oleh seorang individu karena banyak sekali tantangan, diantaranya sudah tertanam pemikiran individualisme dari seseorang sejak lahir dan jangan terlalu percaya pada orang lain.
B)    Membangun kepercayaan : Manajer dan pemimpin tim mempunyai dampak besar dalam membangun kepercayaan dalam anggota kelompok.
·         Ada beberapa cara dalam membangun kepercayaan, yaitu : tunjukkan bahwa anda bekerja untuk kepentingan orang lain seperti kepentingan diri sendiri.
·         menjadi anggota tim sendiri
·         terbuka
·         adil
·         bicarakan apa yang perlu dibicarakan
·         konsisten dalam membuat keputusan
·         mempertahankan kepercayaan diri seseorang
·         menunjukkan kompeten seorang pimpinan
·         Rewards : bentuk penghargaan dapat bermacam-macam seperti promosi, kenaikan gaji, dll.

Teams And Total Quality Management

Total quality management adalah untuk menghasilkan peningkatan dalam proses. Total quality management membutuhkan manajemen yang digunakan untuk memberikan semangat kepada para pekerja untuk memberikan ide-ide mereka dan juga dapat merealisasikannya dalam pekerjaan. Seorang penulis pernah menuliskan, “Tidak ada proses dan teknik yang dapat diaplikasikan langsung dalam Total Quality Management kecuali dilakukan dalam workteam. Karena semua teknik dan proses membutuhkan adanya komunikasi dan kontak, respon dan adaptasi, dan proses koordinasi dengan intensitas yang tinggi.”

Study Kasus dari Perusahaan PT. Light Instrumenindo Jakarta
            Perusahaan jasa konstruksi dalam pembangunan nasional sangat berperan khususnya dalam pembangunan fisik. Dimana dalam menjalankan kegiatannya sering menghadapi kendala, baik internal maupun eksternal, sehingga diperlukan suatu organisasi yang efektif dan sistem manajemen yang balk agar mampu mengatasi kendala tersebut dan proyek selesai pada waktunya dengan kualitas pekerjaan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kerja sama tim merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efektivitas organisasi. Dengan adanya pembinaan atau pengembangan tim diharapkan terjadi komunikasi, kerja sama, dan kekompakan satuan-satuan kerja dalam organisasi sehingga satuan-satuan kerja tersebut menjadi semakin produktif dan efektif.
Tim proyek di PT. Light Instrumenindo Jakarta dibentuk oleh pimpinan perusahaan dengan tujuan menyelesaikan suatu proyek berdasarkan persyaratan tertentu. Dimana seluruh anggota organisasi dan pemimpinnya merupakan bagian dari sumber daya manusia perusahaan yang secara formal membentuk tim kerja, yang terdiri dari anggota dengan perilaku tertentu. Perilaku anggota tim akan membentuk karakteristik tim yang akan menentukan efektivitas organisasi melalui efektivitas internal tim, yaitu suatu proses yang berhubungan dengan suasana kerja dalam tim. Dengan suasana kerja yang sesuai dengan harapan anggota tim akan meningkatkan kemampuan dalam pencapaian sasaran organisasi.
Kesimpulan
            Definisi:  Kelompok (Group) adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Dalammemahamiperilakukelompokdanmemahamikerjasamapembacaharusmemahamibeberapafaktor yang mendasariseperti :
1.Pengertian Tim Kerja.
2.Klasifikasikelompokkerja.
3.Alasan Individu Bergabung Dalam Suatu Kelompok
4.Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu Dalam

Referensi :
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki.(2002).Perilaku Organisasi.Jakarta.Salemba Empat.
Ardana, Komang dan Ni Wayan Mujiati.(2009).Perilaku Keorganisasian Edisi2.Denpasar.Graha Ilmu.
Adam, L.(1999).Perilaku Organisasi.Bandung.Sinar Baru

Komentar