Persepsi
Konsep Dasar Persepsi
Persepsi
adalah suatu proses dimana seseorang melakukan pemilihan, penerimaan,
pengorganisasian, dan penginterpretasian atas informasi yang diterimanya dari lingkungan.
Jadi persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang
dalam memahami informasi tentang lingkungannya.
Ada pendapat
lain yang menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang ditempuh
individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka
agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi
seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang
didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu
sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku
organisasi.
Faktor yang
mempengaruhi Persepsi
a.
Pelaku persepsi (Characteristics of the
perceiver)
Pelaku persepsi adalah penafsiran seorang individu
pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat,
pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak
dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada
persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang rias akan lebih
memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada seorang tukang masak, seorang
yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk
orang lain, dls, menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat
kita. Sama halnya dengan ketertarikan kita untuk memperhatikan hal-hal baru,
dan persepsi kita mengenai orang-orang tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka
yang sebenarnya.
b.
Target (Characteristics of the
perceived)
Target adalah gerakan, bunyi, ukuran, dan
atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya.
Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang
yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara
bersama-sama pula. Contohnya adalah kecelakaan dua kali dalam arena ice
skating dalam seminggu dapat membuat kita mempersepsikan ice skating
sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh : lainnya adalah suku atau jenis
kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan memiliki karakteristik yang sama
atau serupa.
c.
Situasi ( Situation Context)
Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita.
Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’
oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar,
kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.
Secara singkat, faktor yang mempengaruhi persepsi
dapat dilihat pada gambar berikut:
Tiap
orang mempunyai persepsi sendiri-sendiri karena dipengaruhi oleh perbedaan
kemampuan inderanya dalam menangkap stimulasi dan Perbedaan kemampuan dalam
menafsirkan atau memberi arti pada stimulasi tersebut. Indera merupakan filter
masuknya stimulasi dalam kognisinya, dan kemudian orang memberi perhatian
terhadap stimulasi itu untuk diberi arti. Namun perhatian seseorang tidak dapat
menyeluruh, melainkan hanya pada aspek tertentu saja yaitu yang dianggap
penting bagi dirinya.
d.
Persepsi terhadap Orang Lain
Secara lebih spesifik, penyimpanan persepsi pada
manusia dapat terjadi dalam beberapa bentuk yang, menurut Stephen P.Robbin
terdiri dari :
1.
Stereotyping, yaitu penilaian yang
diberikan oleh seseorang ke orang lain berdasarkan ciri-ciri spesifik yang
memiliki kelompok dimana orang tersebut berasal.
2.
Hallo Effect, yaitu memberikan kesan
umum untuk seseorang didasarkan pada satu ciri pribadi
3.
Projection, yaitu menyimpulkan seseorang
berdasarkan cirri yang dimiliki oleh orang yang mempersepsi
4.
Selective Perseption, yaitu seseorang yang
melihat sesuatu ,pada kepentingan, latar belakang, dan harapan-harapan.
Penyimpangan
Pesepsi
Sebagaimana dijelaskan diatas, selain persepsi dapat
mempengaruhi perilaku, ada juga kemungkinan terjadinya penyimpangan persepsi
dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, di bawah ini ada beberapa hal yang
dapat digunakan untuk mengaasi penyimpangan persepsi.
a.
Menyadari kapan faktor perceptual dapat
mempengaruhi persepsi seseorang.
b.
Mencari informasi lain untuk
mengonfirmasi yang kita tangkap.
c.
Melurusakan persepsi seseorang melalui
meminta umpan balik ketika mereka mempersepsi suatu situasi yang menyimpang.
d.
Menghindari penyimpangan-penyimpangan
yang umum terjadi seperti stereotype, hallo effect, dan lain-lain.
e.
Menghindari terjadinya pengatribusian
yang salah dengan cara menganalisis berbagai faktor yang dapat mengakibatkan
kesalahan dalam pengatribusian.
1. Penerapan
Persepsi dalam Organisasi
Persepsi memiliki banyak konsekuensi bagi
organisasi. Didalamnya orang-orang selalu saling menilai. Berikut ini adalah beberapa
penerapannya yang lebih jelas :
a.
Wawancara karyawan
Bukti
menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak
akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan dalam
diri seorang calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan yang
penting dalam keputusan mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa
faktor-faktor perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya
mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi.
b.
Pengharapan kinerja
Bukti
menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka
mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita
mengenai seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita.. Misalnay
manager memperkirakan orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung
berperilaku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini.
c.
Evaluasi kinerja
Penilaian
kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual.
Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara
subjektif. Ukuran subjektif adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai
membentuk suatu kesan umum mengenai karyawan. Semua persepsi dari penilai akan
mempengaruhi hasil penilaian tersebut.
d.
Upaya karyawan
Dalam
banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi
bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan
suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan
prasangka (bias) perseptual.
e.
Kesetiaan karyawan
Pertimbangan
lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah karyawan
tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian
kesetiaan tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang
melaporkan tindakan tak etis dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi
kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai pengacau.
f.
Pembentukkan Profil
Pembentukkan
stereotip dimana satu kelompok individu dipilih biasanya berdasarkan ras atau
etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi
Pengambilan Keputusan
1. Konsep
Dasar Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai
suatu hukum situasi yang dilakukan melalui satu pemilihan alternatif dari berbagai
alternatif. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari berbagai alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
2.
Proses
Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan yang optimal adalah rasional.
Artinya dia membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam
batas-batas tertentu. Terdapat asumsi-asumsi khusus yang mendasari model ini.
Asumsi tersebut yaitu :
a.
Model Rasional
Enam
langkah dalam model pengambilan keputusan rasional diurutkan sebagai berikut:
· Tetapkan
masalah
· Identifikasikan
criteria keputusan
· Alokasikan
bobot pada criteria
· Kembangkan
Alternatif
· Evaluasi
alternative
· Pilihlah
alternatif terbaik
b.
Asumsi Model
Model
pengambilan keputusan rasional yang baru saja digambarkan mengandung sejumlah
asumsi sebagai berikut :
· Kejelasan
masalah
· Pilihan-pilihan
diketahui
· Pilihan
yang jelas
· Pilihan
yang konstan
· Tidak
ada batasan waktu atau biaya
· Pelunasan
maksimum
3.
Meningkatkan Kreativitas
Dalam Pengambilan Keputusan
Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal
ini memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan
memahami masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat
orang lain.
a.
Potensial Kreatif
Kebanyakan
orang mempunyai potensial kreatif yang dapat mereka gunakan bila
dikonfrontasikan dengan sebuah masalah pengambilan keputusan. Namun untuk
melepaskan potensial tersebut, mereka harus keluar dari kebiasaan psikologis
yang kebanyakan dari kita terlibat di dalamnya dan belajar begaimana berpikir
tentang satu maslah dengan cara yang berlainan.
b.
Model Kreatifitas Tiga Komponen
Model
ini mengemukakan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya menuntut
keahlian, keterampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsic. Semakin
tinggi tingkat dari masing-masing ketig kompoen ini semakin tinggi
kretivitasnya. Keahlian adalah landasan bagi semua kerja kretif. Komponen kedua
adalah keterampilan berpikir kreatif, sedangkan komponen terakhir dalah
motivasi tugas intrinsic.
4.
Etika Dalam
Pengambilan Keputusan
Pertimbangan etis merupakan suatu criteria yang
penting dalam pengambilan keputusan organisasioanal. Tiga cara yang
berlainan untuk embuat kerangka keputusan dan memeriksa factor-faktor yang
membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga criteria keputusan etis
tersebut yaitu :
a.
Kriteria Utilitarian, keputusan diambil
semata-mata atas hasil atau konsekuensi mereka. Pada kriteria ini mendorong
efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat mengakibatkan pengabaian hak dari
beberapa individu.
b.
Kriteria menekankan pada hak,
mempersilahkan individu untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan
kebebasan dan keistimewaan mendasar. Penggunaan hak sebagai kriteria dapat
memberikan kebebasan dan perlindungan kepada individu, tetapi dapat merintangi
efisiensi dan produktivitas.
c.
Kriteria menekankan pada keadilan,
mensyartkan individu untuk mengenakan dan memperkuat aturan-aturan secara adil
dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya yang pantas.
Melindungi kepentingan individu yang kurang terwakili dan yang kurang berkuasa,
tetapi kriterian ini dapat mendorong kepemilikian yang akan mengurangi
pengambilan risiko, inovasi, dan produktivitas.
5.
Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
a.
Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi
antara lain sebagai berikut :
1)
Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia
yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik
secara institusional maupun secara organisasional.
2)
Sesuatu yang bersifat futuristik,
artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama.
b.
Tujuan pengambilan keputusan dapat
dibedakan atas dua yaitu :
1)
Tujuan bersifat tunggal yaitu tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila yang dihasilkan
hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan ada
kaitannya dengan masalah lain.
2)
Tujuan bersifat ganda yaitu tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan
yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat
kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif.
6.
Langkah dalam Pengambilan Keputusan
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan terdiri
dari :
a.
Tahap Identifikasi
adalah
tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat. Sebab
tingkat diagnosis tergantung dari kompleksitas masalah yang dihadapi .
b.
Tahap Pengembangan
adalah
merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar yang ada atau
mendesain solusi yang baru. Proses desain ini merupakan proses pencarian dan
percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak
jelas.
c.
Tahap Seleksi
Tahap
ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara pembentukan seleksi yakni dengan
penilaian pembuat keputusan : berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan
analisis logis, dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis, dan
dengantawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan
semua manuver politik yang ada. Kemudian keputusan diterima secara formal dan
otorisasi dilakukan.
7.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu :
a.
Internal Organisasi seperti ketersediaan
dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dan sebagainya.
b.
Eksternal Organisasi seperti keadaan
sosial politik, ekonomi, hukum dan sebagainya.
c.
Ketersediaan informasi yang diperlukan.
d.
Kepribadian dan kecapakan pengambil
keputusan
8.
Gaya Pengembalian Keputusan
Terdapat
pendekatan lain untuk perilaku pengambilan keputusan berfokus pada gaya yang
digunakan manajer dalam memilih alternatif . Ada empat gaya pengambilan
keputusan yaitu
a.
Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi
rendah terhadap ambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis.
Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis
dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta
dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.
b.
Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi
yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis
ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu
menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif
daripada pembuat keputusan direktif.
c.
Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang
tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.
Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan
banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas
sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan
kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
d.
Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan
toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial.
Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi
keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni cenderung menerima saran, sportif
dan bersahabat serta menyukai informasi verbal daripada tulisan.
9.
Tanggung Jawab Pengambilan Keputusan
Seorang pengambil keputusan (decision maker) harus memenuhi
berbagai syarat, terutama syarat intelektual dan mental, untuk dapat mengambil
keputusan secara bertanggung jawab. Pertama ia harus dapat membedakan antara
responsibility for desiding atau tanggung jawab untuk mengambil keputusan, dan
responsibility for doing, atau tanggung jawab untuk melakukan.
Studi
kasus
Contoh kasus :
Suatu perusahaan hendak
merekrut karyawan baru sehingga Manager HRD perusahaan melakukan wawancara
terhadap para pelamar. Ketika manager memanggil 2 orang sekaligus untuk diwawancarai,
orang pertama masuk dengan penampilan
yang kurang baik seperti pakaian yang memiliki noda, tidak memakai jas, rambut
panjang, sepatu yang sudah usam, Manager HRD langsung memberikan penilaian
negatif kepada pelamar tersebut karena melihat penampilannya yang tidak layak
untuk datang di dalam wawancara. Namun ketika orang kedua masuk dengan pakaian
rapi,wajah yang serius, dan berkharisma Manager tersebut langsung memberikan
penilaian positif kepada pelamar tersebut bahwa pelamar ini yang lebih layak
untuk masuk ke dalam perusahaan. Namun selama wawancara berjalan ternyata
pelamar dengan penampilan yang kurang baik tersebut memiliki suatu cara pandang
unik yang berbeda dari pelamar yang berpakaian lebih rapi, dan cara berpikir
pelamar tersebutlah yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga manager
tersebut mengabaikan penampilan pelamar tersebut dan menerima pelamar tersebut
untuk bekerja di dalam perusahaan.
Analisis
kelompok :
Dari cerita di atas
dapat dikatakan bahwa presepsi seseorang terhadap penampilan fisik tidak dapat
menjamin kinerja seseorang, meskipun penampilan merupakan salah satu kriteria
dalam wawancara, tetapi belum tentu
karyawan yang berkompeten adalah karyawan yang berpakaian rapi, serius, dan
terlihat memiliki karisma, bisa saja mereka memang pintar tetapi hanya dalam
teori, dalam prakteknya belum tentu pemikiran mereka yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Justru orang-orang yang mungkin berpenampilan kurang menarik dan
biasa-biasa sajalah yang dibutuhkan oleh perusahaan, karena mungkin mereka
lebih banyak memiliki pengalaman dengan dunia luar dibandingkan dengan
orang-orang yang belajar hanya berdasarkan teori yang ditanamkan di dalam
pikiran mereka, sehingga mereka dapat melihat sesuatu dengan cara pandang yang
berbeda dengan orang yang hanya berpikir berdasarkan teori. Keputusan yang
diambil oleh manager tersebut sudah benar, karena penampilan seseorang dapat
diperbaiki namun cara berpikir seseorang tidak dapat dibentuk dengan mudah,
membutuhkan proses yang lama untuk membentuk pemikiran seseorang seperti yang
diinginkan oleh perusahaan.
Kesimpulan
Persepsi merupakan suatu proses melalui mana
seseorang menerima, mengorganisasi dan menginterpretasi informasi dari
lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain, faktor
yang berada dalam diri yang mempersepsi (perceiver) berupa attitude, motive,
interest, experience, dan expectation. Kemudian, faktor yang berada dalam objek
yang dipersepsi (target) berupa novelty, motion, sounds, size, backround,dan
proximit. Dan faktor yang berada dalam situasi berupa bentuk, work setting, dan
social setting.
Pengambilan keputusan merupakan pilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan. Pengambilan keputusan memiliiki hubungan yang erat dengan persepsi, sebelum mengambil sebuah keputuhan, hendaknya segala macam persepsi yang salah di luruskan, guna memperoleh keputusan yang benar dan akurat.
Pengambilan keputusan merupakan pilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan. Pengambilan keputusan memiliiki hubungan yang erat dengan persepsi, sebelum mengambil sebuah keputuhan, hendaknya segala macam persepsi yang salah di luruskan, guna memperoleh keputusan yang benar dan akurat.
Komentar
Posting Komentar